Madrasah Ibtidaiyah Nurul Muta'allimin 2

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Muta'allimin 2 ...
title

Suasana kegiatan beljar Mengajar

Suasana kegiatan belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Muta'allimin 2 ...
title

Guru dan pengajar di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Muta'allimin 2

Guru dan pengajar di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Muta'allimin 2 ...
title

OPTIMALISASI LEMBAGA MADRASAH Jakarta, SNP Madrasah dengan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan formal yang modern dan profesional membutuhkan basis material yang memadai. Persoalan pendanaan merupakan salah satu faktor yang mendasar dalam pengelolaan suatu lembaga
pendidikan, dana merupakan penyokong berjalannya aktivitas pembelajaran di suatu madrasah. Sulit dibayangkan, lembaga penyelenggara pendidikan yang tidak memiliki dukungan dana yang cukup akan mampu menjamin kegiatan pembelajarannya dengan baik dan mampu mencapai hasil yang optimal.
Demikian pernyataan Pembina Madrasah Ibtidaiyah Nurul Muta’allimin 2 IR. M. H. Budi disela kegiatan lomba TK/TPA/TPQ Se Kecamatan Pesanggrahan belum lama ini di Yayasan Nurul Muta’allimin 2 Jakarta Selatan.
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa keterbatasan dana dalam suatu madrasah dapat diduga mengurangi kualitas dan kredibilitas madrasah, dan menjadi sebuah hambatan bagi madrasah itu sendiri. Keterbatasan dana dalam pengelolahan suatu lembaga sebenarnya bisa diatasi dengan pengelolahan yang profesional, mengingat suatu madrasah terutama madrasah swasta biasanya didirikan berdasarkan suatu komitmen perjuangan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat, potensi ketulusan dan keikhlasan pengelolanya secara ideal bisa dipertanggungjawabkan.
“Dengan hal tersebut bisa jadi dengan dana yang minim akan menghasilkan suatu pendidikan yang berkualitas. Madarasah juga membutuhkan dukungan sarana dan prasarana untuk kepentingan kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang kondusif dan efektif,” jelasnya.
Menurutnya, peningkatan mutu madrasah secara ideal harus dibarengi dengan pengadaan dan penyediaan sarana dan prasarana yang representatif. Pengadaan sarana dan prasarana atau fasilitas pembelajaran pada madrasah-madrasah di Indonesia terutama yang dikelola oleh swasta, masih banyak ditemukan madrasah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan siswa terkait dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajarannya.
“Ini merupakan fenomena nyata yang layak mendapat perhatian seluruh stakeholder pendidikan madrasah,” ungkapnya. Pembelajaran tanpa dukungan sarana dan prasarana dapat menyebabkan kebosanan, kejenuhan, ketidakpahaman, dan lainnya pada diri peserta didik. Hal ini tentu tidak menguntungkan siswa sebagai subjek belajar yang seharusnya bisa mengalami perubahan tingkah laku yang positif.
“Ketiadaan sarana dan prasarana yang cukup bagi pembelajaran merupakan hambatan bagi madrasah untuk mencapai kualitas pendidikan dan pembelajaran yang baik,” imbuhnya.